A.
Asal
Usul
Perbandingan otak normal dan alzheimer |
Pada dasarnya, Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan adalah
sejenis penyakit neurodegeneratif karena apoptosis
(kematian) sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga otak tampak
mengerut dan mengecil.
Secara epidemiologi, penyakit
alzheimer terbagi 2 kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang 58
tahun disebut sebagai early onset sedangkan kelompok yang menderita pada
usia lebih dari 58 tahun disebut sebagai late onset.
Berdasarkan jenis kelamin, wanita
tiga kali lebih banyak dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan usia harapan
hidup wanita lebih lama dibandingkan laki-laki.
Sedangkan menurut beberapa ahli, risiko untuk mengidap Alzheimer meningkat
seiring dengan pertambahan usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang
mempunyai risiko 5% mengidap penyakit ini dan akan meningkat dua kali lipat
setiap lima tahun..
B. Penyebab
Beberapa peneliti mengungkapkan
50% kasus alzheimer ini diturunkan melalui gen autosomal dominant.
Gen tersebut adalah clusterin,
complement receptor 1 (CR1), dan PICALM, yang diduga merupakan tipe gen
yang paling banyak ditemukan pada 90 persen kasus Alzheimer.
Gen lain yang juga berkaitan
dengan penyakit yang menyebabkan kepikunan di usia lanjut ini adalah apolipoprotein
E (ApoE) yang diidentifikasi pada tahun 1993 sejak para ahli mengetahui
bahwa kemunduran fungsi otak terkait dengan faktor genetik..
·
Faktor
infeksi
Ada hipotesa menunjukkan penyebab
infeksi virus pada keluarga penderita alzheimer yang dilakukan secara immuno
blot analisis, ternyata diketemukan adanya antibodi reaktif. Infeksi virus
tersebut menyebabkan infeksi pada susunan saraf pusat yang bersifat lambat,
kronik dan remisi.
·
Faktor
lingkungan
Faktor lingkungan juga dapat
berperan dalam munculnya penyakit alzheimer. Faktor lingkungan antara lain, aluminium,
silicon, mercury, zinc. Aluminium merupakan neurotoksik potensial pada
susunan saraf pusat. Pada penderita alzheimer, juga ditemukan keadaan
ketidakseimbangan merkuri, nitrogen, fosfor, sodium.
Ada dugaan bahwa asam amino
glutamat akan menyebabkan depolarisasi melalui reseptor N-methy D-aspartat
sehingga kalsium akan masuk ke intraseluler (Cairan-influks) dan menyebabkan
kerusakan metabolisma energi seluler dengan akibat kerusakan dan kematian
neuron.
·
Faktor
trauma
Beberapa penelitian menunjukkan
adanya hubungan penyakit alzheimer dengan trauma kepala. Hal ini dihubungkan
dengan petinju yang menderita demensia pugilistik.
C. Diagnosis
Gejala-gejala Alzheimer sendiri meliputi gejala yang ringan sampai
berat. Di antara tanda-tanda munculnya penyakit Alzheimer adalah :
- Gangguan memori yang memengaruhi keterampilan pekerjaan.
- Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan.
- Kesulitan bicara dan berbahasa.
- Disorientasi waktu, tempat dan orang.
- Kesulitan mengambil keputusan yang tepat.
- Perubahan perasaan, kepribadian dan perilaku.
- Hilangnya minat dan inisiatif.
D. Penanganan
Berdasarkan penelitian para ahli, mereka merekomendasikan beberapa obat
di bawah ini untuk menangani sementara penyakit Alzheimer, kebanyakan merupakan
penghambat kolinesterase yaitu :
- Galantamine HBr
Galantamine diberikan dengan dosis rendah pada awalnya yaitu 4 mg dua
kali sehari untuk beberapa minggu dan dilanjutkan dengan 8 mg dua kali sehari
untuk beberapa minggu pengobatan selanjutnya. Meskipun demikian, beberapa
pasien membutuhkan dosis yang lebih besar.
Efek samping yang sering terjadi dari Galantamine adalah mual, muntah,
diare, anoreksia, kehilangan berat badan. Efek samping ini umumnya terjadi pada
awal pengobatan atau ketika dosis ditingkatkan, umumnya ringan dan bersifat
sementara.
- Donepezil
Donepezil adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit
Alzheimer taraf rendah hingga medium. Donepezil tersedia dalam bentuk tablet
oral. Biasanya diminum satu kali sehari sebelum tidur, sebelum atau sesudah
makan. Biasanya diberikan dosis rendah pada awalnya lalu ditingkatkan setelah 4
hingga 6 minggu.
Efek samping yang sering terjadi sewaktu minum Donepezil adalah sakit
kepala, nyeri seluruh badan, lesu, mengantuk, mual, muntah, diare, nafsu makan
hilang, berat badan turun, kram, nyeri sendi, insomnia, dan meningkatkan
frekuensi buang air kecil.
- Memantine
Memantin adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit
Alzhaimer taraf sedang hingga berat, dengan mekanisme kerja yang berbeda dan
unik dengan memperbaiki proses sinyal Glutamat. Obat ini diawali dengan dosis
rendah 5 mg setiap minggu dilakukan selama 3 minggu untuk mencapai dosis
optimal 20 mg/hari.
E. Pencegahan
Beberapa aktivitas yang disebut-sebut bermanfaat
bagi otak untuk mencegah terkena penyakit Alzheimer antara lain :
·
Mengonsumsi minyak
ikan.
·
Berolahraga rutin.
·
Mengisi teka teki
silang.
·
Membaca buku.
Beberapa ahli menyatakan, suplemen, obat atau interaksi sosial belum
terbukti dapat mencegah penyakit degenerasi otak tersebut. Mereka mengamati dan
melakukan puluhan riset yang menunjukkan cara-cara untuk mencegah Alzheimer,
Tetapi belum menemukan satu pun bukti yang cukup kuat akan dampaknya bagi
pencegahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar